Teknik pengobatan dengan cara memijat, mengusap atau mengurut,
memanaskan atau menghangatkan, atau menusuk sebenarnya adalah keterampilan umum
milik semua bangsa yang dilakukan, baik oleh yang ahli ilmu pengobatan maupun
orang awam, bahkan oleh anak kecil sekalipun. Dengan memijat dirasakan dapat
mengurangi, bahkan menghilangkan rasa sakit. Diketahui bahwa beberapa suku
Indian di Amerika, suku Bantu di Afrika, orang Eskimo, India, Jepang, dan
lain-lain menggunakan teknik pengobatan pemijatan dan penusukan yang mirip
dengan teknik pengobatan tradisional Cina (TCM). Indian Amerika telah mengembangkan
metode penyembuhan melalui kaki selama ratusan tahun Suku Cherokee menyatakan
bahwa terapi tekanan pada kaki untuk memulihkan dan menyeimbangkan tubuh telah
diwariskan dari generasi ke generasi. Mereka percaya bahwa kaki adalah pentng. “Kakimu
berjalan di atas bumi dan melalui kaki
semangatmu terhubung ke alam semesta. Kaki bersentuhan dengan bumi dan karenanya
energi alam akan mengalir melalui kaki.”
Sejarah juga mencatat teknik pengobatan serupa melalui gambar–gambar papirus
dalam kuburan Ankhmahor (seorang dokter Mesir) tahun 2500 s.d. 2330 sM yang
ditemukan di Saqqara, dekat Kairo, Mesir. Pictograph
itu menggambarkan dua
orang terapis yang sedang melakukan terapi pijat pada dua orang klien. Dari hieroglif
di atasnya terbaca mereka melakukan dialog. Terjemahan bebas dari dialog tersebut
adalah, “Jangan terlalu sakit, ya,” kata klien dan “Saya kerjakan sesuai dengan
permintaanmu,” jawab sang terapis. Simbol dan titik
refleksologi juga ditemukan di kaki patung Buddha, di reliefrelief, ataupun
patung di candi-candi di India juga di Burma. Di Cina buku Huang Di Nei Jing Shu Wen (Pedoman Abadi Pengobatan Penyakit dalam
Kaisar Huang Di) yang ditulis
sekitar 1.000 SM terdapat bab tentang Metode Pemeriksaan Kaki yang merupakan
bukti awal dari hubungan kesehatan manusia dengan k
pengobatan di daerah kaki yang pernah tercatat. Demikianlah, karena bangsa Cina
yang menuliskan dan mencatat secara sistematis ilmu pengobatan ini,
dunia kemudian mengakui dan menyatakan bahwa ilmu pengobatan ini adalah dari
dan milik bangsa Cina. Marco Polo, lahir pada 15 September 1254 di Venesia,
Italia, adalah seorang penjelajah dan pedagang berkebangsaan Eropa dan
merupakan orang Barat pertama yang melakukan perjalanan melalui “Jalur Sutera”
ke Cina dan bertemu dengan Kubilai Khan. Marco Polo mencatat perjalanannya
dalam sebuah buku berjudul “Description of the World” yang menguraikan kejayaan dan kemajuan yang dicapai kerajaan
Tiongkok.
Marco Polo yang mahir berbahasa Cina menerjemahkan buku pijat Cina dan
membawanya ke Italia pada tahun 1300-an. Buku terjemahannya inilah yang
memperkenalkan untuk pertama kali teknik pijat pengobatan Cinadi Eropa. Baru
setelah hampir 200 tahun sejak ilmu pengobatan Cina inidiperkenalkan dan
dipelajari di Eropa, dokter-dokter pengobatan Barat mulai memperdalam dan
menyebarluaskan ilmu ini.Dimulai pada Tahun 1582 Dr. Adamus dan Dr. A’tats menerbitkan sebuah
buku tentang terapi zona.
Tidak lama kemudian buku dengan subjek yang sama diterbitkan oleh Dr.
Ball. Diperkirakan bahwa karena membaca buku-buku itulah, seorang dokter
berkebangsaan Amerika, Dr. William Fitzgerald Crawford (1872—1942), tertarik
pada terapi zona. Saat ini terapi pijat refleksi telah berkembang di seluruh
dunia. Pijat refleksi menjadi salah satu pilihan untuk mengatasi gangguan
kesehatan pada manusia. Berdasarkan literatur-literatur terdahulu, pengetahuan
pijat refleksi kemudian disusun
menjadi buku yang dapat dipelajari oleh semua orang. Masyarakat di
Indonesia pun kini banyak memanfaatkan jasa pelayanan pijat refleksi untuk
menjaga kesehatan. Kompetensi seorang terapis menjadi sangat pentng karena
kegiatan yang dilakukan berhubungan erat dengan jiwa dan raga pengguna jasa
pijat refleksi.
No comments:
Post a Comment